Jumat, 27 April 2012

Stimulasi Permainan Usia 0-1 Tahun


Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya rafleks: melatih kerja sama antara mata dan tangan atau mata dan telinga dalam berkoordinasi; melatih mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan; serta melatih mengenal asal suara, kepekaan perabaan, dan keterampilan dengan gerakan yang berulang. Fungsi bermain pada usia ini adalah untuk memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan.
Permainan yang dianjurkan pada usia ini adalah  benda (permainan) yang aman sehingga dapat dimasukkan ke dalam mulut, misalnya gambar bentuk muka, boneka orang dan binatang, alat permainan yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat permainan yang berupa selimut, boneka, dan lain-lain.
Secara spesifik contoh permainan yang dapat dilakukan ibu dan si kecil antara lain :
0-3 bulan : Lihat wajahku
Cara : Pangku si kecil menghadap wajah ibu (wajahnya kurang lebih 20-30 cm dari wajah Anda). Sambil bernyanyi dan melakukan kontak mata, turun naikkan tubuhnya perlahan-lahan mengikuti irama lagu.
Si kecil akan menikmati ayunan dan lagu yang ibu nyanyikan sambil mengamati ‘mainan’ favoritnya, wajah ibu.
4 – 7 bulan : Main Gelitik
Cara 1 :Baringkan si kecil dalam posisi setengah duduk atau telentang. Lakukan gerakan seolah-olah Ibu bersin sambil berujar “Haashii!” dan tempelkan wajah ibu ke perutnya. Biarkan untuk beberapa saat (hal ini biasanya akan membuat si kecil tertawa geli).
Cara 2 :Mainkan jari-jari tangan ibu pada jari kaki si kecil. Lalu, gerakkan jari-jari tangan ibu menyusuri tubuhnya sampai ke bawah dagu. Gelitik sebentar dagunya sambil ucapkan kata-kata tertentu.
Catatan : Ketika mengulangi permainan ini, si kecil akan menikmati sensasi yang timbul sambil menanti-nantikan aksi ibu selanjutnya.
8 -12 bulan : Melukis dengan makanan
Umumnya bayi senang bermain-main dengan makanannya. Jadi tidak ada salahnya bila sekali-kali ibu membiarkannya melukis meja atau makanannya dengan bubur, jeli, krim yang ada di tangannya. Tunjukkan padanya bagaimana membuat lingkaran, garis atau bentuk sederhana lainnya.
Catatan : Si kecil pasti menikmati kegiatan ini. Apalagi bila kemudian ibu mengajaknya mandi untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di wajah dan tubuhnya.

Atau coba juga permainan berikut :
Permainan untuk usia 0-6 bulan
ü  Permainan sebelum mandi.
Sebelum anda memandikan si kecil cobalah bermain-bermain dulu sejenak dengan si kecil yang sudah lepas pakaiannya, dengan cara meneteskan sedikit air dingin ke punggungnya, sambil berkata bahwa itu “dingin”, kemudian ganti dengan air hangat, teteskan pada punggung si kecil samil berkata “hangat”. Saat-saat mandi dan bermain air adalah saat yang cukup menyenangkan bagi si kecil, biarkan dia merasakan kecipak-kecipak air yang kita mainkan, sambil tak lupa bersenandung.
Tuang-tuangkanlah air ke bagian-bagian tubunhnya dengan riang dan jenaka, sambil terus  mengatakannya, “lihat airnya megalir dari atas ke bawah,.. byuuur….”, “Ini kepala,.. byuuuur,.. air diguyurkan kekepalanya. “Ini tangan,.. byuuur air diguyurkan ke tangannya,.. dst
ü   Pasanglah hiasan/mainan yang digantung diatas bayi, jenis benda yang bisa digantung bisa berbagai macam benda yang tidak berbahaya dan mempunyai warna yang mencolok, seperti merah, kuning, hijau , biru. 
      Benda yang digantung bisa berupa origami buatan sendiri dalam berbagai bentuk, seperti burung, bola, perahu
      dsb, akan lebih baik bila disertai dengan bunyi-bunyi lembut. 
ü  Koordinasi tangan dan mata
Buatlah bola kaus kaki dari kaus kaki bekas yang berwarna cerah. Terlentangkan si kecil dan taruh bola tersebut di perutnya, gulirkan ke arah atas melewati dada dan lehernya. Perhatikan mata dan tangnnya. Apakah ia berusaha menggapai bola tersebut atau hanya matanya memperhatikan gerakan tersebut? Bersabarlah, si kecil akan merespon bila dia merasa siap. Mengobrollah dengannya selama aktivitas berlangsung dan dengar baik-baik bila ada respon verbal atau senyuman yang diberikannya.
ü  Gambar atau tempellah sebuah wajah dengan warna warni yang mencolok di atas sehelai piring kertas. Wajah yang dibuat sebaiknya bermimik lucu dan ditempel hanya pada satu sisi. Permainan ini dimulai dengan menunjukkan gambar wajah lalu dibalikkan ke sisi kosong. Lalu balikkan ke sisi yang bergambar sambil berkata ciluk-ba. Variasi permainan ini dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, yang ditutupkan pada wajah anda.
ü   Menjangkau dan mengenggam.
Letakkan bayi pada posisi yang nyaman, di lantai. Taruh sebuah kumparan, sebuah bola dan sebuah kerincingan dalam posisi berjajar. Gerakkan maju benda yang paling kiri, dan lihat apakah si kecil mencoba meraihnya atau menggaruk agar benda tersebut lebih dekat padanya?. Kemudian lakukan hal yang sama untuk benda di sebelahnya. Amati responnya. Terakhir gerakkan benda ketiga dan amati lagi respon si kecil. Apakh si kecil mencoba meraih ketiga-tiganya atau hanya tertarik dengan salah satu benda. Ulangi lagi latihan ini dan beri kesempatan padanya untuk menyentuh dan menggenggam ketiga benda itu bergantian.
ü     Jari-jari tanganku
Pegang telapak tangan kirinya dan sentuhlah ibu jarinya. Katakan, ini jempol, sentuh jari telunjukknya dan katakana ini telunjuk dst.. Kemudian gunakan kedua telapak tangan anda berhadap-hadapan seolah-olah sedang terjadi percakapan antara jari-jari di tangan anda. Mulai berkata-kata dengan posisi jari mengepal. Setiap jari harus muncul atau hilang sesuai dengan kata-kata yang anda ucapkan. Ki berarti kiri dan ka berarti kanan.
            Mana jempol?, mana jempol?
            (ki) aku disini. (ka) aku disini
            (ki) apa kabarmu hari ini? (ka) aku baik-baik saja
            (ki) ayo lari (ka) ayo lari
Ulangi percakapan di atas untuk setiap jari dan ganti kata jempol dengan jari-jari yang ingin dikenalkan.


Permainan untuk usia 6 bulan - 1 tahun
ü  Bermain air
Saat mandi, biarkan si kecil untuk bermain-main air, siapkan mainan yang tahan air berbentuk-wadah-wadah yang berlainan bentuk. Ajak dia menuangkan air dari satu wadah ke wadah yang lain, tunjukkanlah bahwa air akan mengikuti bentuk wadah yang menampungnya, dan air akan mengalir dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Buatlah busa sabun mandinya menjadi lebih banyak, biarlah dia memegangnya dan merasakan kelembutannya, dan bairkan dia bermain-main dengannya.
ü   Bermain “saboon dama”
Ajaklah si kecil bermain ke kebun, sambil kita bawa sebuah saboon dama, biarkan dia melihat gelembung-gelembung sabun itu terbang, sambil sesekali cobalah dia untuk merasakan sebuah gelembung tersebut. Untuk usia 1 thn mungkin sudah bisa dicoba untuk meniupkannya. Tak lupa anda pun “sedikit” bercerita bagaimana saboon dama terjadi, atau mengapa dia bisa terbang. 
ü   Milik siapa ini?
Ambil sebuah sarung tangan ibu, sandal kamar milik ayah dan topi yangs edikit lebih besar dari milik si kecil. Kenakan sarung tangan anda dan lepaskan. Sekarang minta si kecil untuk memasang sarung tangn itu di salah satu tangannya. Jika si kecil tampak membutuhkan bantuan, pasangkan sarung tangan itu di tangannya. Kerjakan sambil mengobrol dengannya. Lakukan berulang kali sampai dia mampu melakukan sendiri.
Pekai sandal kemudian lepaskan lalu, minta si kecil untuk melakukannya juga. Biarkan dia memilih kaki mana yang akan dipakai sandal. Bantulah bila terlihat membutuhkan bantuan, lakukan terus sampai dia merasa bosan. Sekarang pakai topi dan biarkan si kecil melepaskannya dari kepala anda. Apakh setelah melepas, lalu dia memakai topi tersebut? jika tidak mintalah dia untuk memakai topi tersebut, bila dia tampak bingung, coba lakukan kembali langkah ini lebih perlahan agai dia mengerti dan kemudaian mencobanya.
Katakan padanya untuk memakai sandal? Dapatkah dia melakukannya sendiri? Bantulah dia bila dia tampak bingung. Tunjuk topi itu dan minta dia memakainya. Latihlah permainan ini, jangan lupa untuk memberi pujian.
ü  Gunting sebuah close up wajah bayi dari majalah atau anda dapat mengambar sendiri. Tunjukkan kepada si kecil. Tunjukkan mata kiri pada gambar dan katakan “mata”. Kemudian sentuhlah mata kiri si kecil dan lanjutkan mata kiri anda lalu katakana “mata”. Lakukan langkah yang sama pada mata kanan, hidung mulut dst.
Sepanjang minggu ini bila ada kesempatan, berikan latuhan mengenal bagian-bagian wajah. Jika si kecil tampak bingung berikan pengenalan bertahap. Misalnya, satu hari hanya mengenal mata, kemudian hari berikutnya hidung dst. Gunakan nada suara yang menarik dan sesekali bertepuk tanganlah. Tunjukkan bagian-bagian wajah ini di buku atau majalah sesering mungkin. Minta si kecil menunjukkan mata, hidung, dst. Kemudian minta dia memegang miliknya sendiri atau milik anda.

(Sumber : dari berbagai sumber)




Sabtu, 21 April 2012

Bermain Bersama Anak

Selamat pagi ibu-ibu rumah tangga..
Pagi ini anak-anak belum ada yang bangun, kesempatan buat nulis nih..
Hehe maklum saja bu, buat saya waktu pribadi itu benar-benar langka, si kecil yang sedang lincah-lincahnya menuntut saya untuk "berolah raga" setiap saat, maunya jalaaan terus keliling atau seputar rumah, benar-benar ga ada capenya, dan berhubung belum bisa dilepas mandiri maka jadilah saya bodyguard nya, ngikutin terus setiap langkahnya, cape deh.. (eh maksudnya alhamdulillah cape.. :)
Buat para ibu yang sedang punya jagoan umur setahunan pasti mengerti benar kondisi yang saya ilustrasikan tadi, perkembangan anak 1 tahunan memang sedang aktif mengeksplor kemampuan motoriknya, bergerak seakan menjadi sumber energi, bukan aktifitas yang menguras energinya.
Tapi bu.. dibalik rasa cape kita.. bukan sisi capenya yang harus kita tekankan, tapi ada sisi positif yang lebih baik kita ingat, bahwa aktifitas si kecil yang melelahkan adalah anugerah yang luar biasa yang harus kita syukuri, betapa Allah telah bermurah hati memberikan kesehatan dan kecerdasan pada buah hati kita (dan tentu saja kita juga harus bersyukur atas nikmat sehat yang Allah berikan pada kita hingga kita bisa terus mengimbangi aktifitas mereka).
Bayangkan saat kita harus melihat mereka terbaring sakit, demam, tidak berdaya, tidak beraktifitas, ah kalau saya lebih memilih bercape-cape ria mengejar meraka seharian.
Kembali pada aktifitas anak-anak, terkadang kita mati gaya saat harus mengembangkan kretifitas kita dalam menciptakan aneka permainan edukatif untuk anak, di posting-posting selanjutnya insyaAllah saya mau coba sharring artikel seputar permainan untuk si kecil berdasarkan tingkatan usia (yang tentunya saya sadur dari berbagai sumber :).
Tapi bu, terlepas dari apapun aktifitas bermain(sambil belajar) yang kita terapkan pada anak, yang terpenting adalah interaksi posif kita yang harus senantiasa dijaga, pastikan anak menyadari sepenuhnya kehadiran kita dan merasa senang dan menikmati kehadiran kita dalam setiap aktifitas mereka.
Pastikan kita selalu ada dan siap membantu mereka saat mereka membutuhkan bantuan kita, tapi jangan batasai kreatifitas mereka ya bu, selama masih dalam batas aman biarkan saja mereka mengeksplorasi diri dan lingkungannya.
Yang harus diingat juga bu, jangan lakukan eksplorasi berlebihan dan tidak sesuai dengan tingkatan usia mereka, hal itu hanya akan membuat mereka lelah, stres dan lekas bosan.
Dan satu lagi yang penting, fasilitasi mereka dengan peralatan yang mendukung aktifitas bermain, tidak perlu beli apalagi alat-alat mahal, cukup pinjami mereka peralatan rumah tangga "cocok" dengan kebutuhan bermain(seperti ember, botol-botol plastik, dll), tapi pastikan bahan dan bentuknya aman untuk mereka gunakan.
Sudah dulu ya bu, kakaknya sudah bangun, waktunya Bermain Bersama Anak nih.. =D.
Wassalam.

Salam kenal, ini kakak Yusuf, umur 4 tahun.


Kamis, 19 April 2012

Salam kenal

Assalaamu'alaikum..
Salam kenal buat ibu-ibu sedunia yang sempet mampir ke sini.
Sungguh luar biasa ya rasannya diciptakan sebagai seorang wanita, kita diberi banyak tugas sama yang Maha Pencipta (selain menjadi hamba-Nya tentu saja  :).
Mulai dari kecil diperankan jadi seorang anak (yang tentu saja terus berlaku sampai akhir hayat kita),
terus diperankan jadi saudarinya kakak dan adik kita (ini juga berlaku seumur hidup kita),
jadi temannya teman-teman kita (hehe kalo ini optional sih, tapi dunia akan jadi sepi kalau kita ga mau punya teman),
lalu saat datang belahan jiwa.. tibalah waktunya kita berperan jadi seorang istri (nah ini dia yang luar biasa, setelah jadi istri strata tertinggi ketaatan kita jadi pada suami, jadi tambah beraaat deh tugas dan peranan wanita alias kita), teruuuus
ini dia peranan yang terberat.. saat satu persatu buah hati kita lahir, bertambah banyaklah peran kita sebagai wanita, jadi seorang ibu euy..
Ga terasa ya, dari proses kehamilan saja sudah terasa susahnya, mual-mualnya, ngidamnya, beratnya, capenya, sakitnya... waaa kalo diukur-ukur ko kita mau ya menerima semua beban itu..??
Oh.. ternyata pertanyaan itu terjawab saat si dede atau si kaka lahir ke dunia, begitu mendengar suara nangisnya.. rasanya semua susah, sedih, sakit dkk, HILANG...!!
Ajaib sekali makhluk-makhluk yang Allah titipkan dirahim kita itu, mereka adalah sumber kesenangan dan kebahagiaan, lalu perlahan menjadi sumber keajaiban, kebanggan dst.. macam-macam rasa yang kita alami saat waktu kita habiskan bersamanya.
Setelah melewati masa berat melahirkan, banyak ibu yang memilih untuk kembali menggeluti aktifitas kerjanya, meninggalkan sang buah hati bersama nenek, tante, pengasuh atau orang terdekat lainnya, sebagian karena tuntutan hidup sebagian karena memenuhi panggilan egonya untuk membuktikan eksistensinya di dunia. Tapi tentu saja tidak ada yang salah dengan pilihan ini, asalkan kita tidak lantas mengesampingkan atau sekedar mengabaikan walau sedikit hak keluarga kita (suami dan anak-anak), yang pasti bebannya jadi tambah banyak kan, karena ditambah beban kerja di kantor/tempat kerja.
Tapi tidak sedikit para ibu yang dengan jiwa teguh dan pengorbanan besar akhirnya memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk buah hati tercinta, meninggalkan pekerjaan, kemapanan pribadi demi mencapai kepuasan yang lebih tinggi, yakni mengasuh dan mendidik putra putrinya tercinta di bawah pengawasannya langsung, menjadi Ibu Rumah Tangga. Banyak yang malu bahkan gengsi dengan status ibu rumah tangga, saya awalnya juga malu hehe, tapi alhamdulillah sekarang saya PD jadi Ibu Rumah Tangga, bahkan sedang berupaya ke tingkat bangga, karena saya yakin tidak semua bisa jadi Ibu Rumah Tangga (haha narsis banget jadinya ya, eits yang bener sedang membesarkan hati ding :)
Sungguh pilihan berat, tapi dengan keyakinan yang tinggi insyaAllah menjadi Ibu Rumah Tangga adalah yang terbaik untuk keluarga kita. Saya bilang kita karena saya adalah salah satu wanita yang memilih profesi mulia itu, menjadi Ibu Rumah Tangga.
Syukur alhamdulillah rasa sesal dan berat hati saat meninggalkan pekerjaan (dan penghasilan tentunya :) sudah mulai hilang seiring dengan kepuasan menyaksikan tumbuh kembang sang buah hati (sekarang sudah dua ding.. :), melihat mereka bertumbuh, melewati masa-masa penuh tawa, tangis, senang, sedih, dan semuanya berlalu dengan saya yang selalu berada di samping mereka, rasanya hati ini menjadi tenang.
So, buat Ibu-ibu Rumah Tangga di seluruh dunia, ayo kita berbangga dengan profesi kita.
Terus berdoa pada Allah SWT, luruskan niat kita, beriktiar sekuat tenaga, insyaAllah kita bisa jadi Ibu Rumah Tangga yang baik... =D