Kamis, 19 April 2012

Salam kenal

Assalaamu'alaikum..
Salam kenal buat ibu-ibu sedunia yang sempet mampir ke sini.
Sungguh luar biasa ya rasannya diciptakan sebagai seorang wanita, kita diberi banyak tugas sama yang Maha Pencipta (selain menjadi hamba-Nya tentu saja  :).
Mulai dari kecil diperankan jadi seorang anak (yang tentu saja terus berlaku sampai akhir hayat kita),
terus diperankan jadi saudarinya kakak dan adik kita (ini juga berlaku seumur hidup kita),
jadi temannya teman-teman kita (hehe kalo ini optional sih, tapi dunia akan jadi sepi kalau kita ga mau punya teman),
lalu saat datang belahan jiwa.. tibalah waktunya kita berperan jadi seorang istri (nah ini dia yang luar biasa, setelah jadi istri strata tertinggi ketaatan kita jadi pada suami, jadi tambah beraaat deh tugas dan peranan wanita alias kita), teruuuus
ini dia peranan yang terberat.. saat satu persatu buah hati kita lahir, bertambah banyaklah peran kita sebagai wanita, jadi seorang ibu euy..
Ga terasa ya, dari proses kehamilan saja sudah terasa susahnya, mual-mualnya, ngidamnya, beratnya, capenya, sakitnya... waaa kalo diukur-ukur ko kita mau ya menerima semua beban itu..??
Oh.. ternyata pertanyaan itu terjawab saat si dede atau si kaka lahir ke dunia, begitu mendengar suara nangisnya.. rasanya semua susah, sedih, sakit dkk, HILANG...!!
Ajaib sekali makhluk-makhluk yang Allah titipkan dirahim kita itu, mereka adalah sumber kesenangan dan kebahagiaan, lalu perlahan menjadi sumber keajaiban, kebanggan dst.. macam-macam rasa yang kita alami saat waktu kita habiskan bersamanya.
Setelah melewati masa berat melahirkan, banyak ibu yang memilih untuk kembali menggeluti aktifitas kerjanya, meninggalkan sang buah hati bersama nenek, tante, pengasuh atau orang terdekat lainnya, sebagian karena tuntutan hidup sebagian karena memenuhi panggilan egonya untuk membuktikan eksistensinya di dunia. Tapi tentu saja tidak ada yang salah dengan pilihan ini, asalkan kita tidak lantas mengesampingkan atau sekedar mengabaikan walau sedikit hak keluarga kita (suami dan anak-anak), yang pasti bebannya jadi tambah banyak kan, karena ditambah beban kerja di kantor/tempat kerja.
Tapi tidak sedikit para ibu yang dengan jiwa teguh dan pengorbanan besar akhirnya memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk buah hati tercinta, meninggalkan pekerjaan, kemapanan pribadi demi mencapai kepuasan yang lebih tinggi, yakni mengasuh dan mendidik putra putrinya tercinta di bawah pengawasannya langsung, menjadi Ibu Rumah Tangga. Banyak yang malu bahkan gengsi dengan status ibu rumah tangga, saya awalnya juga malu hehe, tapi alhamdulillah sekarang saya PD jadi Ibu Rumah Tangga, bahkan sedang berupaya ke tingkat bangga, karena saya yakin tidak semua bisa jadi Ibu Rumah Tangga (haha narsis banget jadinya ya, eits yang bener sedang membesarkan hati ding :)
Sungguh pilihan berat, tapi dengan keyakinan yang tinggi insyaAllah menjadi Ibu Rumah Tangga adalah yang terbaik untuk keluarga kita. Saya bilang kita karena saya adalah salah satu wanita yang memilih profesi mulia itu, menjadi Ibu Rumah Tangga.
Syukur alhamdulillah rasa sesal dan berat hati saat meninggalkan pekerjaan (dan penghasilan tentunya :) sudah mulai hilang seiring dengan kepuasan menyaksikan tumbuh kembang sang buah hati (sekarang sudah dua ding.. :), melihat mereka bertumbuh, melewati masa-masa penuh tawa, tangis, senang, sedih, dan semuanya berlalu dengan saya yang selalu berada di samping mereka, rasanya hati ini menjadi tenang.
So, buat Ibu-ibu Rumah Tangga di seluruh dunia, ayo kita berbangga dengan profesi kita.
Terus berdoa pada Allah SWT, luruskan niat kita, beriktiar sekuat tenaga, insyaAllah kita bisa jadi Ibu Rumah Tangga yang baik... =D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar